Kecelakaan yang melibatkan pengendara mobil di jalan raya sudah tak terhitung jumlahnya. Sebagian besar disebabkan oleh perilaku sopirnya sendiri. Namun tidak semua disebabkan oleh pengendara itu, ada juga faktor lain yang menyebabkan kecelakaan.
Nah, kali ini saya akan membahas sebuah penyebab kecelakaan yang diakibatkan oleh hal-hal sepele. Termasuk touchscreen yang ada pada dashboard mobil. Bagaimana bisa?
Menurut Medical Daily (22/2), adanya touchscreen atau layar sentuh di dashboard mobil memang awalnya untuk memberi kenyamanan pengendara untuk menikmati fitur entertainment, menyajikan informasi jalan, dan lain sebagainya. Akan tetapi belakangan ini justru ada kejadian yang mengejutkan.
Touchscreen menjadi penyebab kecelakaan. Menurut studi yang dilakukan Virginia Tech Transportation, layar sentuh yang menyajikan GPS justru menyita banyak perhatian bagi pengendara. Sopir akan lebih memerhatikan route di GPS yang ada di layar ketimbang jalanan. Parahnya mereka melakukan itu dalam kondisi berjalan. Sehingga dalam studi itu telah ditemukan resiko kecelakaan meningkat 23 kali.
Ini menjadi sebuah pertanyaan besar. Touchscreen yang ditanamkan di sana ternyata justru mampu memanjakan driver secara berlebihan. Lantas, mungkinkah perusahaan-perusahaan otomotif harus meniadakan fitur entertain ini?
Meskipun itu kembali pada perilaku masing-masing driver, tetap saja touchscreen dapat mengalihkan perhatian pengemudi saat di jalan. Terlepas dari itu semua, mobil-mobil modern juga sudah menerapkan touchscreen di dashboard mereka.
"Temuan ini penting, karena kita melihat populasi pengemudi yang lebih muda rentan akan hal ini. Mereka banyak mengalami gangguan saat mengemudi, terutama dari layar touchscreen," ujar Tom Dingus, penulis utama studi dan direktur Institut Virginia Tech Transportation.
Akan tetapi selain touchscreen, dalam studi tersebut juga dikatakan kontrol emosi pengemudi juga berpengaruh pada tingkat kecelakaan. Orang yang gampang emosi atau tidak dapat mengontrol emosi akan naik tingkat kecelakaannya menjadi 10 kali. Emosi yang dimaksud di sini adalah marah, sedih, menangis, atau gelisah.
Penyebab lain juga disebutkan seperti mabuk karena alkohol, mengetik SMS, telepon, make up, dan selfie saat berkendara.
"Analisis kami menunjukkan bahwa jika kita tidak mengambil langkah-langkah dalam waktu dekat untuk membatasi jumlah kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi pengendara, makan akan terus ada resiko kecelakaan yang lebih besar. Bahkan lebih besar dari yang saat ini," lanjut Tom.
So, apa pendapat Anda tentang studi ini? Haruskah touchscreen sebaiknya ditiadakan? Ataukah ada metode lain untuk menurunkan angka kecelakaan akibat hal-hal tersebut?
sumber:merdeka.com
Nah, kali ini saya akan membahas sebuah penyebab kecelakaan yang diakibatkan oleh hal-hal sepele. Termasuk touchscreen yang ada pada dashboard mobil. Bagaimana bisa?
Menurut Medical Daily (22/2), adanya touchscreen atau layar sentuh di dashboard mobil memang awalnya untuk memberi kenyamanan pengendara untuk menikmati fitur entertainment, menyajikan informasi jalan, dan lain sebagainya. Akan tetapi belakangan ini justru ada kejadian yang mengejutkan.
Touchscreen menjadi penyebab kecelakaan. Menurut studi yang dilakukan Virginia Tech Transportation, layar sentuh yang menyajikan GPS justru menyita banyak perhatian bagi pengendara. Sopir akan lebih memerhatikan route di GPS yang ada di layar ketimbang jalanan. Parahnya mereka melakukan itu dalam kondisi berjalan. Sehingga dalam studi itu telah ditemukan resiko kecelakaan meningkat 23 kali.
Ini menjadi sebuah pertanyaan besar. Touchscreen yang ditanamkan di sana ternyata justru mampu memanjakan driver secara berlebihan. Lantas, mungkinkah perusahaan-perusahaan otomotif harus meniadakan fitur entertain ini?
Meskipun itu kembali pada perilaku masing-masing driver, tetap saja touchscreen dapat mengalihkan perhatian pengemudi saat di jalan. Terlepas dari itu semua, mobil-mobil modern juga sudah menerapkan touchscreen di dashboard mereka.
"Temuan ini penting, karena kita melihat populasi pengemudi yang lebih muda rentan akan hal ini. Mereka banyak mengalami gangguan saat mengemudi, terutama dari layar touchscreen," ujar Tom Dingus, penulis utama studi dan direktur Institut Virginia Tech Transportation.
Akan tetapi selain touchscreen, dalam studi tersebut juga dikatakan kontrol emosi pengemudi juga berpengaruh pada tingkat kecelakaan. Orang yang gampang emosi atau tidak dapat mengontrol emosi akan naik tingkat kecelakaannya menjadi 10 kali. Emosi yang dimaksud di sini adalah marah, sedih, menangis, atau gelisah.
Penyebab lain juga disebutkan seperti mabuk karena alkohol, mengetik SMS, telepon, make up, dan selfie saat berkendara.
"Analisis kami menunjukkan bahwa jika kita tidak mengambil langkah-langkah dalam waktu dekat untuk membatasi jumlah kegiatan yang dapat mengganggu konsentrasi pengendara, makan akan terus ada resiko kecelakaan yang lebih besar. Bahkan lebih besar dari yang saat ini," lanjut Tom.
So, apa pendapat Anda tentang studi ini? Haruskah touchscreen sebaiknya ditiadakan? Ataukah ada metode lain untuk menurunkan angka kecelakaan akibat hal-hal tersebut?
sumber:merdeka.com
0 comments:
Post a Comment